KABARMERAHPUTIH,--Ketidakhadiran kepala daerah menimbulkan kekosongan dalam menjalankan tugas pembangunan dan pemerintahan di daerah. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menetapkan penjabat (PJ) kepala daerah hingga kepala daerah definitif terpilih. Dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2013, dijelaskan bahwa PJ kepala daerah ditetapkan oleh Presiden untuk gubernur dan oleh Mendagri untuk bupati dan wali kota. PJ kepala daerah bertugas melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban kepala daerah dalam kurun waktu tertentu.
Berbicara mengenai penjabat kepala daerah,
dikutip dari buku Pengantar Hukum Pilkada, PJ kepala daerah adalah aparatur
sipil negara (ASN) yang ditunjuk untuk sementara waktu. PJ kepala daerah biasanya
diisi saat penyelenggaraan Pilkada tertunda untuk mewujudkan Pilkada serentak.
Dasar hukum yang mengatur keberadaan PJ kepala daerah adalah Pasal 201 ayat 9
Undang-Undang Pilkada, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan PMK
67/PUU-XIX/2021.
Menanggapi masalah kekosongan di sejumlah
daerah Indonesia, DPP LSM PMPR Indonesia memandang bahwa pengangkatan PJ Kepala
Daerah baik bagi Gubernur, Bupati, maupun Wali Kota, merupakan solusi dari
Pemerintah pusat. Hal tersebut didasarkan pada kebutuhan untuk melaksanakan
tugas kepala daerah dalam melaksanakan tugas pembangunan dan mengatur roda
pemerintahan di daerah.
Namun, ketua umum DPP LSM PMPR Indonesia, Kang
Joker, mengatakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan adanya beberapa
kabupaten/kota yang belum memenuhi posisi kepala dinas, camat, lurah, ataupun
kabid/kasi. Hal ini menyebabkan PJ tidak mau melantik atau mengusulkan
pengisian jabatan tersebut ke Kemendagri dan BKN sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Khususnya di Kota Bandung, Kang Joker
melaporkan bahwa PJ Walikota, Ir. Bambang Tirtoyuliono M.M, dinilai lambat
dalam menjalankan tugasnya sebagai PJ untuk mengatur roda pemerintahan daerah.
Tugas PJ adalah bisa mengangkat atau mengisi jabatan kosong di SKPD dengan
melakukan usulan dan tahapan pengusulan yang berlaku. Namun, hal ini terbentur
dengan banyak kekosongan jabatan kosong di SKPD Kota Bandung. Kondisi tersebut
berdampak pada percepatan pembangunan serta maksimalnya pelayanan publik.
![]() |
Joker Ketua Umum PMPR Indonesia |
Sekjen DPP LSM PMPR Indonesia, Anggi Dermawan
M.Pd, juga menambahkan bahwa di Kota Bandung pengisian pejabat di SKPD dinilai
seadanya saja dengan alasan pengajuannya yang rumit, padahal aturan dan teknis
sudah jelas dan bisa ditempuh. Namun, itu dijadikan alasan untuk menghindari
penilaian yang negatif.
Kang Joker juga menyarankan agar Kemendagri menurunkan tim untuk mengevaluasi kinerja PJ Walikota Bandung yang saat ini dinilai tidak profesional dan tanggap dalam menyelesaikan problematika di lapangan. DPP LSM PMPR Indonesia berharap agar Mendagri RI, Pak Tito, dapat memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan administratif di Kota Bandung.
Selain itu, Kang Joker juga memberikan masukan
mengenai batas usia pensiun ASN mengingat terlambatnya regenerasi pegawai. "Kami
berharap agar batas usia pensiun ASN naik dari 58 tahun menjadi 60 tahun. Hal
ini perlu dipertimbangkan mengingat terlambatnya regenerasi ASN yang purna
melayani masyarakat jika dibandingkan dengan pegawai yang diangkat. Selain itu,
harus dipertimbangkan juga naiknya angka harapan hidup."( Red,- Kaboa )
0 Komentar