Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandung H. Iman Lestariyono, S.Si., mengikuti diskusi terkait SPMB 2025 bersama BMPS Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, di SMA BPI
KABARMERAHPUTIH,-- Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandung H. Iman Lestariyono, S.Si., mengikuti diskusi terkait Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 bersama Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, di SMA BPI.
Pertemuan ini dihadiri Ketua BMPS
Kota Bandung H.A. Sofyan, S.Pd., dan Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota
Bandung Edy Suparjoto.
Dalam diskusi ini, BMPS Kota Bandung
mempertanyakan kejelasan terkait pelaksana pengawas SPMB 2025. Sekretaris
Disdik Kota Bandung Edy Suparjoto memastikan regulasi yang menyatakan bahwa
perangkat daerah yang terkait dengan pelaksanaan SPMB ini akan dilibatkan untuk
proses pengawasan. DPRD Kota Bandung pun akan ikut mengawasi.
“Terkait pengawasan ini kami (DPRD)
juga tentu akan turut serta karena melakat secara fungsi dewan. Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Bandung juga menyatakan kesiapannya untuk ikut mengawasi,”
tutur Iman Lestariyono.
Mitra
Terkait pelaksanaan SPMB, Iman
mengatakan bahwa peran sekolah swasta tentu sangat besar. Jumlah sekolah negeri
yang ada di Kota Bandung belum mampu menampung jumlah anak usia sekolah. Apalagi
terdapat area permukiman yang belum memiliki sekolah negeri. “Karena Kota
Bandung ini masih banyak area blank spot. Kalau SD cukup merata. Tetapi coba
bayangkan, dari 270 SD harus diserap oleh 75 SMP negeri,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Iman, sekolah
swasta harus pro aktif. Bisa jadi di sekitar sekolah swasta banyak anak-anak
usia sekolah yang tidak bersekolah karena tidak tertampung sekolah negeri.
Sementara itu, pemerintah belum bisa
memenuhi area blank spot dengan sekolah baru karena membutuhkan tahapan yang
panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan peran sekolah swasta sebagai mitra
pemerintah untuk menyerap kebutuhan layanan pendidikan bagi anak usia sekolah.
“Yang blank spot untuk proses
pendirian anggarannya tidak bisa langsung. Harus beli lahan, perancangan DED,
pembangunan, mungkin bisa membutuhkan dua tahun. Maka, sekolah swasta dijadikan
mitra untuk menampung anak-anak sekolah,” katanya.
Berkenaan dengan kebutuhan biaya
pengembangan fasilitas sekolah swasta kategori menengah ke bawah yang
membutuhkan bantuan, Iman menyarankan agar dibuka kemungkinan pembiayaan
alternatif. Usulan anggaran bisa melalui dana hibah dari pemerintah kota atau
provinsi.
“Saya mendorong mereka memanfaatkan
dana hibah. Sekarang era pentahelix. Semua dibuka membantu sekolah swasta,”
tutur Iman...( Red,-Kaboa)
0 Komentar