KABARMERAHPUTIH,--Untuk menanganani sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belajar dari sejumlah pihak. Termasuk ke Pemerintah Kabupaten Banyumas yang telah sukses memanfaatkan Gibrik Mini.
Gibrik mini
yang merupakan alat pengolahan sampah ekonomis dan canggih yang dinilai sukses
mengatasi sampah di Kabupaten Banyumas.
Untuk itu
juga, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna sengaja datang langsung ke
Kabupaten Banyumas. Di Sana Ema diterma langsung oleh Bupati Banyumas Achmad
Husein di Pendopo Banyumas.. "Kami Mengapresiasi. Beliau memiliki empati,
atas yang kami hadapi waktu itu istilahnya darurat sampah, beliau berkunjung ke
Bandung dan berbagi succsess story," kata Ema di Pendopo Kabupaten
Banyumas.
Ema
mengungkapkan, Kabupaten Banyumas yang sudah mendeklarasikan Zero Waste Region
atau Kabupaten yang bebas sampah. Hal itu menginspirasi banyak daerah termasuk
Kota Bandung. Tak hanya Gibrik Mini, Pemkot Bandung juga terinspirasi Kelompok
Swadaya Masyarkat (KSM) yang bisa diterapkan masif di Kota Bandung.
"Ini
semakin memperkuat komitmen kami. KSM bisa terbentuk secara masif. Petugas
sampah di kewilayahan bisa jadi KSM. Kemudian jika mesin ini disetujui lewat
Badan Anggaran (DPRD Kota Bandung), kita bisa tempatkan di beberapa TPS di Kota
Bandung," jelasnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi mengaku bakal
mengimplementasikan Mesin Gibrik mini di 10 TPS di Kota Bandung. Di antaranya
TPS Tegalega, Babakan Siliwangi, Suci dan beberapa TPS lainnya. "Dilihat
dari ketersediaan lahan, minimal 1200 meter persegi. Dari 135 TPS ada sekitar
10 TPS yang bisa di tempatkan. Ada yang bisa 1 line, ada yang bisa setengahnya.
Istilahnya ada yang paket komplit dan ada yang paket minimalis," tutur
Duddy.
"Kita
akan coba menghitung berapa inventasi untuk menempatkan mesin. Kita juga coba
hitung keuntungan pengelolaan sampahnya sehingga jadi pertimbangan
pimpinan," paparnya.
Sedangkan
Bupati Banyumas Achmad Husein mengakui, wilayahnya juga memiliki permasalahan
sampah yang kompleks. Masih banyak ditemui aktivitas pembuangan sampah
sembarangan di tempat terbuka.
Selain itu,
di beberapa tempat juga terdapat kendala sarana dan prasarana untuk
pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah tahap akhir. Akibatnya pada
Tahun 2018 Banyumas pun terkena darurat sampah.
Atas hal
tersebut Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama masyarakat membentuk KSM
pengelola sampah terpadu yang menjadi pelopor penanganan permasalahan sampah di
Kabupaten Banyumas.
"Sampah
itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. KSM itu
dibentuk oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pemda mendesentraliasi, dimulai
dari kecamatan dan desa," jelas Achmad yang merupakan Alumni teknik sipil
ITB Tahun 1979.
Untuk
mengakselerasi pemilahan sampah, Pemkab Banyumas juga menggunakan Gibrik Mini.
Meski pada prosesnya tidak sederhana, Gibrik Mini telah menuai hasil yang
efektif. "Hasilnya, efektif dan Efisien. Dari 143 dump truk, sekarang
tinggal 5 dump truk per hari, tapi nanti september akan habis," aku Achmad.
Tak Hanya
itu, Pemkab Banyumas menerapkan berbagai upaya pengelolaan sampah mulai dari
pembangunan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu), peluncuran aplikasi
Salinmas. Terbaru adalah aplikasi Jeknyong.( Red,- Zaky Aly )
0 Komentar