KABARMERAHPUTIH,--Opini terkait Pasar
Tradisional Kota Bandung yang ramai di Media Sosial, Baik Tiktok atau pun IG
serta Lainnya.Tidak ada yg like..tapi saya yakin banyak yang nonton . banyak
momentum yg bisa diambil, baik oleh masyarakat pasar tradisional, bahkan Pemerintah Kota Bandung sendiri.Aksi
akuisisi serampangan ini bukan tidak mungkin
muncul akibat dari upaya-upaya dangkal pembungkaman kesadaran.Dimana
kesadaran menumbuhkan daya beli masyarakat lebih penting ketimbang menumbuhkan
bangunan pasar berlantai lantai.
Dari pengalaman saya menyajikan informasi terkait
sistem Bangun Bina serah atau lebih dikenal dengan BOT antara penyelenggara
pasar dan pihak ke 3 dalam kurun waktu yamg ditentukan, selalu menarik action
shadow yg tidak dibubuhkan dalam perjanjian. Bau praktek ijon dan grativikasi dengan
berbungkus PRAKASA sangat kental terjadi.
Cerita pasar panorama Lembang, Pasar
Batujajar, pasar Andir kota Bandung,pasar Baru Bandung, Pasar Gedebage, pasar
Bancey Bandung, pasar baltos Balubur pasar tagog padalarang, soreang atau
bahkan cigasong majalengka, selalu menjadi petikan menarik untuk didalami.
Terlalu banyak urusan Service charge jadi
pelicin akal bulus pihak yang mengatasnamakan revitalisasi, sementara Negara
secara abai tidak melakukan kajian daya beli atau bahkan memaksa masyarakat
pasar untuk melakukan Kredit demi kembali menempati kiosnya, namun tawaran
kredit malah mencekik sehingga kios bayangan akan menjadi citra pungli di
cerita pinggiran busuk revitalisasi pasar.
Saat saya bertanya tentang pasar Ciparay,Pasar
Cihaurgeulis Bandung, saya teringat
dengan Pasar Patrol, yang sama hapeningnya, bahkan konon katanya masyarakat
pasar (pedagang) disana saat ini diadu domba dengan paguyuban yang murni
dilahirkan dari kegelisahan masyarakat pedagang sendiri, ratusan juta sudah
terkoyak menguap mengalir ke kantung pihak-pihak yang mamanfaatkan situasi. Kini
terjadi indikasi adu domba di pasar Gedebage yang di lakukan oleh oknum tidak
bertanggung jawab, atas perintah kepentingan menutupi bau busuk masalah asset puluhan
Ribu meter persegi.yang sampai sekarang tidak di serahkan kepada pemerintah
sesuai dengan perjanjian yang ada.
Konteks yang ingin saya sampaikan dalam
komentar ini. Sayangnya dalam kegaduhan rencana revitalisasi pasar cijerah
serta PKS Pasar Gedebage ini tidak menarik saya seperti sebelum-sebelumnya
dipasar yang ditulis beberapa diatas, (walau untuk beberapa pihak mungkin
mengira didalam penolakan). Mungkin akibat jenuh!
Jenuh melihat konflik yang konvensional,
seperti penaganan sampah, berkonflik tapi masih itu-itu saja jalan keluarnya,
angkut dan buang, alih-alih ada gajih tunjangan kinerja tapi ASN yang menggeluti
itu tidak melihat solusi yg ditawarkan bahkan cenderung tertarik dalam industrinya
sendiri.
Apakah revitalisasi pasar menjadi industri juga?... ijinkan saya menyampaikan gagasan.
Masih ingat pribahasa sunda yang menyebut,
"MI INDUNG KAWAKTU, MIBAPA KA JAMAN" , adalah pribahasa yang harus
digunakan dalam kegiatan revitalisasi pasar.
Silahkan lakukan kajian, dimana Kios pakaian
(sandang terpuruk) akibat gelapnya perspektif dan cara pandang para pedagang
yang buntu, hopeles tergerus oleh jaman melalui pase E-commerse.
Bukankah para pemimpin harusnya lebih bijak,
membangun saran yang efektif, tidak melulu tergerus industrialisasi Pasak, pancang
dan bangunan megah saja?
Bagaimana mungkin industri creative tidak ditarik masuk kedalam program revitalisasi Sumber Daya Manusianya juga.
Dimana disetiap kios sandang terdapat para
pedagang yang diberikan pelatihan influencer menjadi 2 sector marketing, sector
real berada di pasar dan bisa melakukan marketing online. Begitupun para umkm, penyaji makanan.
Revitalisasi SDM masyatakat pasar harus segera
juga di Bangun Bina Serahkan sebagai pelebur kewajiban para penyelenggara
Negara ini.
Teruntuk para aktivis, bakarlah api semangat
perubahan untuk kemanusiaan dan terus berikan solusimu!Rahayu..Rahayu..Rahayu,- Pengamat Pasar Tradisional ( Red,--Kaboa )
0 Komentar