KABARMERAHPUTIH,--Sejarawan public/Penulis Buku Tetralogi Islam Bernegara/Tim Penulis Historiografi UIBI - MPUII
“Islam datang
dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing.
Sungguh
beruntunglah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
بدأ
الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء Al Ghuroba
PENGANTAR
Apa itu Buku
Tetralogi Islam Bernegara?
Buku yang
terdiri dari 4 judul buku , yang
merupakan suatu rangkaian kronologis-tematik
tentang sejarah kehendak
berpemerintahan sendiri
(zelfbestuur) atau kehendak
Islam Bernegara Umat Islam Bangsa Indonesia sejak awal abad 19-an hingga tahun
1962.
Adapun ke-empat judul buku itu adalah
1. Titik nol :
Kehendak Berpemerintahan Sendiri
(Zelfbestuur,1916): Pribumi Muslim di Hindia Timur, ( Pusbangter, 2018)
2.
Toedjoeh Kata : ( Pusbangter, 2020)
3. Antara
Tjisajong dan Bangka (Pusbangter, 2021)
4. 1
Negeri 3 Proklamasi ( Pusbangter, 2022)
Book
review atas keempat buku tersebut sudah
ditulis sebagai Pengantar
Buku 1 Negeri 3 Proklamasi, o
leh Prof.Dr. Asep S Muhtadi.MA (Guru
Besar Komunikasi Dakwah ) UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung,
Mengapa Tetralogi
Islam Bernegara :
Sebuah Perspektif Baru Historiografi di Indonesia?
Sebelumnya,
harus dijelaskan apa itu historiografi?
Menurut Louis
Gottschalk, historiografi adalah bentuk
publikasi, baik secara lisan atau tertulis tentang peristiwa atau kombinasi
dari peristiwa masa lalu. Historiogarfi adalah sejarah masa lalu yang telah
direkonstruksi oleh para sejarawan
berdasarkan fakta.(Haryono) Historiografi adalah dua istilah dalam historiografi, langkah pertama dalam
metode historis atau penulisan sejarah dan langkah kedua dari hasil penulisan
sejarah (Susanto Zuhdi). Dalam metodologi sejarah, historiografi adalah bagian
terakhir. Langkah terakhir, tetapi langkah itu adalah langkah yang paling
sulit. (Poesporodjo, 1987) .
Wujud historiografi itu bisa diberi nama beragam, misalnya :
• Sejarah
Nasional
• Sejarah
Umat Islam
•
Ensiklopedia Sejarah
• Kamus
Sejarah
• Menuju
Sejarah
• Islam dalam
Arus Sejarah
• Islam di
Pentas Politik Nasional
•
Historiografi Islam
• Judul
lainnya
Mengapa
Perspektif Baru Historiografi ?
Sebuah buku
sejarah atau historiografi disebut memiliki persepektif baru, jika
bersifat reflektif , yang
isinya untuk menguji secara kritis
metodologi sejarah; menguji dan
merumuskan kembali berbagai klaim kebenaran dan melihat bagaimana hal ini
merupakan hasil dinamika sejarah. Melalui berbagai tema yang selama ini sering
dianggap umum diketahui maupun berdasarkan berbagai bentuk sumber sejarah yang
sebelumnya jarang digunakan, kumpulan tulisan ini berusaha memberi sumbangan
lain untuk penulisan dan pemahaman sejarah Indonesia.
Tema-tema
seperti peran sejarawan dalam penulisan sejarah, periode-periode sejarah yang
sering dilupakan, penulisan sejarah lokal, pemahaman kembali arti peristiwa sejarah tertentu maupun
kelompok-kelompok yang terlupakan mendapat sorotan besar dalam buku ini. Tak
kurang penting adalah perhatian terhadap sumber yang jarang digunakan seperti
film, foto, sejarah, lisan, karya sastra, maupun lukisan untuk membuat narasi
sejarah yang lain.
Bagaimana Buku Tetralogi Islam Bernegara karya Nunu A Hamijaya, dkk merupakan
perspektif baru historiografi ?
Buku Tetralogi Islam Bernegara tersebut, memiliki
ciri pembeda dalam hal :
1.
Titiknol milestone (tonggak
penting) historiografinya berawal dari peristiwa sejarah dan diskursus tentang ZELFBESTUUR,yang artinya ‘Berpemerintahan sendiri’ dalam peristiwa pidato TJOKROAMINTO, pada 18 Juni 1916
sebagai bagian dari agenda NATICO (National Congress) I Central
Sarekat Islam (CSI)
di Bandung, 17 – 24 Juni 1916.
2. Perbedaan
perspektif tentang peristiwa PIAGAM
JAKARTA dengan penghapusan 7 Kata
dalam Mukadimah Piagam Djakarta adalah
sebagai ‘terputusnya’ komitmen
ISLAM BERNEGARA , antara umat
islam bangsa Indonesia dengan para pemimpin nasional dalam
konteks bangunan kenegaraan yang
bernama Negara Republik Indonesia dan Proklamasi 17 Agustus 1945. Bahwa,
secara konstitusional ( UUD), negara
RI tidak memiliki tanggungjawab dan kewajiban konstitusional terhadap
SYARIAH ISLAM sebagai dasar negara dan sumber hukum bernegara dan berbangsa.
3.
Menempatkan Tafsir Program Azas dan
Tandhim PSII sebagai blueprint
umum tentang bagaimana sebuah
pemerintahan Islam di Indonesia
dapat dicapai dengan
menjalankan Langkah-langkah program tersebut;
4.
Memberikan penafsiran terhadap peritiwa bersejarah
yang terjadi di TJISAJONG dan di BANGKA
(1948) sebagai dua
peristiwa yang bersifat paradoks dan anti-klimaks dari suatu
milestone perjuangan revolusi nasional di Indonesia yang
digagas dalan kerangka national-state dan Islamic-state antara
tahun 1945-1949;
5. Memberikan
perspektif historiografi dari sudut hubungan
dan hukum internasional dan
Hukum Tata Negara Darurat (HTND)
dari suatu entitas tiga negara
yang diproklamasikan sebagai wujud
legal standing negara tersebut, yaitu Negara RI (1945), Negara Islam
Indonesia (1949) , dan negara RIS (1949).
6. Memberikan
perspektif baru historiografi
tentang Negara Islam Indonesia (NII)
dan Umat Islam Bangsa Indonesia (UIBI)
ISLAM yang mana yang dimaksud dalam perspektif baru
Historiografi ?
ISLAM
yang pertamakali didakwahkan oleh Nabi
SAW dan para sahabatnya pada era
Khulafaur Rosyidin. ISLAM yang berwujud menjadi sebuah Madinah al Munawaroh.
ISLAM yang menurut hadits “Islam datang dalam keadaan
yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang
yang asing” (HR. Muslim no. 145).
بدأ
الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء
ISLAM
yang dikenali saat ini sering
disebut sebagai terorisme,
anti-tolerasi, fundamentalisme, jihadis,
dan memiliki cita-cita tegaknya syariah,negara islam dan
kekhilafahan. Dalam skope historiografi Islam sebagaimana dituliskan
dalam Buku Tetralogy Islam
Bernegara adalah ISLAM- nya kaum pergerakan politiknya TJOKROAMINOTO, S.M.
KARTOSUWIRJO, dan M. NATSIR.
Jumat pagi - Menjelang Jum’at Berilmu,Kantor ADI Dewan Da’wah Cianjur, 16/6/2023. ( Redaksi )
0 Komentar