KABARMERAHPUTIH-Kab. Majalengka,--Pemerintah Kabupaten
Majalengka menggelar Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional KH
Abdul Chalim yang merupakan salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal
Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat, bertempat di
Gedung Yudha Abdi Karya Pemkab Majalengka.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua MPR RI, Bupati
Majalengka, Biro Kesra Pemprov Jabar, Wakil Bupati Majalengka, Ketua DPRD
Majalengka, Sekda Majalengka , Forkopimda Majalengka, Keluarga KH. Abdul
Chalim, Tokoh NU , Ketua MUI, Para kepala OPD, Camat dan Undangan
Adapun narasumber pada acara seminar itu ada 6 orang yakni,
Prof Dr KH Asep Saefudin Chalim, MA (Pengasuh Pondok Pesantren Ammanatul Umat)
yang juga putera almarhum KH Abdul Chalim. Kedua, KH Maman Imanulhaq (Anggota
DPR RI Komisi VIII).
Ketiga, Drs Arif Nahari, M.Si (Direktur Pemberdayaan
Kementrian Sosial Kementrian Sosial RI), Keempat, Prof Dr Agus Mulyana, M.Hum
(Ketua Umum Sejarawahan Masyarakat Indonesia). Kelima, Prof Dr. H Abdul Halim,
M.Ag (Guru Besar Sejarawan UIN Sunan Ampel Surabaya), dan Keenam, Dr H Muhammad
Albarra, LC, M.Hum.
Bupati Majalengka Dr.H Karna Sobahi, M.MPd mengatakan bahwa
saat ini Kabupaten Majalengka baru memiliki 1 orang tokoh Nasional yang menjadi
Pahlawan Nasional yaitu KH Abdul Halim yang merupakan tokoh sekaligus pendiri
ormas Persatuan Umat Islam (PUI) yang berada di Ponpes Santi Asromo Desa Pasir
Ayu Kec. Sindang. Beliau telah terbukti dan teruji berdasarkan hasil kajian
layak menyandang sebagai Pahlawan Nasional.
Pemerintah Kabupaten Majalengka mengadakan Seminar Nasional
ini sebagai bagian dari syarat pengusulan gelar pahlawan nasional.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas
Sosial telah membentuk Tim Peneliti Dan Pengkaji Gelar Daerah/TP2GD. Sejalan
dengan tugas yang diembannya, TP2GD yang telah dibentuk saat ini tengah
melakukan proses penelitan dan pengkajian terhadap KH Abdul Chalim sebagai
calon pahlawan nasional dari Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2023.
” Diharapkan dengan adanya seminar perjuangan KH. Abdul Chalim akan menambah Pahlawan Nasional bagi Kabupaten Majalengka, ” tutur Bupati.
Lebih lanjut Bupati mengatakan dengan pemikiran, pergerakan
dan perjuangan keagamaan, kebangsaan, pendidikan, politik, ekonomi untuk
kemerdekaan Republik Indonesia sosok KH. Abdul Chalim sudah pantas untuk
menjadi Pahlawan Nasional.
Sementara Wakil Ketua MPR Republik Indonesia H Yandri
Susanto, SPt, yang membuka acara seminar menjelaskan bahwa dalam catatan
sejarah, Kiai Chalim sangat dekat dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab
Hasbullah pendiri NU. Ia merupakan orang kepercayaan kedua ulama NU terkemuka
tersebut. Sejarah lain pun mencatat bahwa Kiai Chalim memiliki peran dalam
berdirinya Komite Hijaz dan NU.
Di periode pertama kepengurusan PBNU, Kiai Abdul Chalim
dipercaya sebagai Katib Tsani (Sekteratis Dua). Kiai Chalim menjalankan
amanahnya ini bersama KH Abdul Wahab Hasbullah yang menjadi Katib Awal
(Sekretaris Pertama). Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari saat itu
menjadi Rais Akbar.
Prof Dr KH Asep Saefudin Chalim, MA putra KH. Abdul Chalim
dalam paparanya menjelaskan KH Abdul Chalim hingga namanya tak banyak menghiasi
halaman buku sejarah dan kurang dikenal dalam ingatan kolektif masyarakat.
Padahal, ia punya peran penting atas terselenggaranya Komite
Hijaz pada 31 Januari 1926 yang kemudian melahirkan NU, ormas Islam terbesar di
Indonesia.
KH. Abdul Chalim dilahirkan di Kecamatan Leuwimunding,
Majalengka, Jawa Barat, pada 1898 tanpa catatan tanggal kelahiran. Karena lahir
di Leuwimunding, ia kemudian lebih dengan nama KH Abdul Chalim Leuwimunding.
Ayahnya Kedung Wangsagama, seorang kepala desa yang sangat disegani warganya.
Ibu bernama Nyai Satimah. KH Abdul Chalim pernah menikah dengan empat orang
perempuan dan memiliki 21 putra-putri,
KH Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972 M. yang dimakamkan
di Kompleks Pesantren Sabilul Chalim di Kecamatan Leuwimunding Kabupaten
Majalengka Jawa Barat– ( Red,- Zaky/Firdaus )
0 Komentar